


Tidak seperti biasanya, hari itu Sabtu 12 Agustus 2006, Pastor Frans Doy Pr hadir di sekolah Santo Yoseph Menteng Metropolitan bukan untuk mempersembahkan Perayaan Ekaristi, tapi untuk memberi berkat sekaligus melepas 10 siswa dan 6 staf sekolah Santo Yoseph yang akan berangkat ke Melbourne Australia, dalam rangka realisasi kerjasama Sister School antara Santo Yoseph dan Emmaus College Melbourne Australia. Rombongan yang dipimpin oleh Bapak Yohannes Sugiyono Setiadi menjadi tamu khusus komunitas Emmaus College selama 15 hari (12/8 sd 27/8).
Dalam pesannya Pastor Frans Doy Pr menyampaikan penghargaannya kepada segenap komunitas sekolah yang telah dapat menjalin hubungan kerjasama dengan sekolah Katolik di Australia. Beliau juga memuji kebangkitan kaum awam dalam mengelola karya khususnya di bidang pendidikan.
Kerjasama “Sister School” antara Santo Yoseph dengan Emmaus College telah berlangsung sejak 1996, atas rekomendasi Direktorat Sekolah Swasta Depdikbud (kini Depdiknas) RI.
Saat itu sejumlah sekolah di Australia, khususnya di Melbourne sedang menyiapkan diri untuk memberikan pelajaran bahasa Indonesia kepada para siswanya. Emmaus College adalah sekolah Katolik besar yang berada di Melbourne.
Santo Yoseph telah 3 kali mengirim rombongan ke Emmaus College dan Emmaus College telah sekitar 5 kali mengirim rombongan ke Santo Yoseph. Kedua komunitas saling berbagi informasi tentang perkembangan sekolah masing-masing, bertukar majalah dan media pengembangan pembelajaran, korespondensi antara staf dan siswa kedua sekolah lewat email. Dalam waktu dekat, akan didiskusikan adopsi kurikulum Emmaus College yang mungkin dapat dikembangkan di Santo Yoseph.
Sekitar pukul 17.00, dengan pesawat Singapore Airlines, rombongan meninggalkan bandara Soekarno Hatta. Sebelum tiba di Melbourne, rombongan sempat transit di Singapore. Pagi hari (13/8), rombongan mendarat di bandara Melbourne dan langsung dijemput Principal Emmaus College, Tony Frizza. Dengan bus milik Emmaus College, rombongan dibawa menuju Emmaus College.
Tepat pukul 09.00, rombongan siswa masing-masing dijemput oleh orangtua siswa Emmaus College yang rumahnya ditempati oleh siswa Santo Yoseph. Untuk kemandirian dan untuk memberi kesempatan kepada siswa Santo Yoseph menggunakan bahasa Inggris, maka tiap 1 keluarga siswa Emmaus College ketempatan 1 siswa Santo Yoseph. Sedang staf Santo Yoseph menempati apartemen yang telah disediakan oleh pihat Emmaus College.
Hari-hari pertama, siswa bergabung bersama dengan siswa Emmaus College dalam kelas-kelas belajar. Pengalaman yang bagus untuk anak-anak memperkenalkan Indonesia dengan segala tradisi, budaya dan keseniannya.
Selama di Melbourne, siswa kedua sekolah juga mengikuti berbagai program yang telah disiapkan. Beberapa kegiatan yang menarik diantaranya adalah city tour. Sekitar 200 siswa Emmaus College dari kelas VIII mengikuti program acara ini. Termasuk 16 orang dari Santo Yoseph. Dari kampus Emmaus College, mereka berangkat menuju pusat kota Melbourne dengan 6 buah bis. Sesampainya di pusat kota Melbourne, mereka dipecah menjadi 6 kelompok didampingi guru dari Emmaus dan Santo Yoseph. Mereka mengunjungi IMAX dan museum di pusat kota Melbourne. Dengan kapal feri mereka juga menyusuri sungai Yara. Dari Menara Rialto yang tingginya lebih dari 250 meter, mereka melihat pemandangan kota Melbourne. Tak lupa mereka mengunjungi Victroria Market, semacam pasar tradisonal ala Indonesia. Hal yang menarik dalam city tour adalah bagaimana para siswa Emmaus College dapat benar-benar menghargai waktu. Dari satu obyek wisata ke obyek wisata lain, tidak ada transportasi. Mereka harus berjalan rata-rata sekitar 3 kilometer untuk mencapai obyek berikutnya. Selama dalam perjalanan, siswa dari kedua sekolah saling mendiskusikan dan memperkenalkan masing-masing budaya, obyek wisata yang dimiliki masing-masing negara.
Tepat sesuai waktu yang ditentukan, dari segala penjuru, keenam kelompok telah terlihat dan siap untuk kembali ke kampusnya.
Saat pementasan kreasi kedua sekolah, siswa Emmaus College menampilkan juara Emmaus College Idol, mirip Indonesia Idol. Dari Santo Yoseph, para siswa menampilkan beberapa tarian daerah dengan pakaian daerahnya masing-masing. Sebelum acara dimulai, tak lupa diperdengarkan lagu kebangsaan kedua negara. Dalam sambutannya Principal Emmaus College, menyampaikan bahwa kerjasama Sister School antara kedua sekolah diharapkan juga dapat ikut membantu meningkatkan hubungan yang lebih baik antara kedua bangsa dan negara.
Secara khusus rombongan dari Santo Yoseph juga diundang pada acara Debutante Ball 2006. Menurut Julie Johanes, guru bahasa Indonesia di sekolah itu, acara ini sebenarnya merupakan acara tradisi di abad ke 18. Remaja yang telah menginjak usia 18, secara simbolik diserahkan ke dalam masyarakat. “Namun kini acara ini hanya untuk fun saja”, kata Julie. Dengan menggunakan baju seperti pengantin serba putih, para gadis turun dari panggung bagian belakang menuju ke panggung bagian depan. Di bagian depan para jejaka dengan jas lengkap menyambut kedatangan para gadis. Setelah mereka berpasangan dan diperkenalkan kepada hadirin yang adalah para orangtua, guru, kepala sekolah dan undangan lainnya, mereka berdansa dan kemudian mengajak para orangtua dan undangan juga ikut berdansa bersama.
Pada Maret 2007, rombongan Emmaus College diharapkan juga akan menjadi tamu Santo Yoseph, bertepatan dengan peresmian gedung yang diharapkan akan dilakukan oleh Bapak Uskup.