Hari
ini, 14 November 2012 adalah hari yang istimewa buat Dennis. Tepat pada
usianya yang ke 15 (lahir di Jakarta 14 November 1997), biografi yang
ditulis ayahnya dengan judul “
Dikau Jalan Bagiku”
diluncurkan di Yayasan Elsafan, Jakarta Timur. Buku yang mengupas
perjalanan hidup Dennis, baik dalam suka maupun duka. Penghargaan MURI
diberikan atas buku ini, sebagai biografi tunanetra termuda.

Ketika diwawancarai para peliput berita di lokasi, siswa SLB Yayasan
Elsafan ini berharap dengan buku ini, banyak orang mendapat inspirasi.
“Tetap bersyukur, bersemangat dan berserah penuh pada Tuhan, apapun
persoalan yang dihadapi dalam hidup ini,” kata Dennis. Dalam
keterbatasannya sebagai penyandang tunanetra ia masih tetap tekun
melayani Tuhan, melalui berbagai aktivitasnya di Gereja/Paroki Santo
Yohanes Bosco Sunter, Jakarta Utara. Musik adalah hobi utama Dennis.
Bercita-cita terus mengembangkan talentanya di bidang musik, terutama
keinginannya menjadi ‘arranger’.
Acara peluncuran buku ini ditutup dengan lagu D’Masiv berjudul
“Jangan Menyerah” yang dibawakan sahabat Dennis, sebagai hadiah
ulangtahun untuk Dennis dan anak-anak binaan Yayasan Elsafan.
“Tak
ada manusia, yang terlahir sempurna. Jangan kau sesali, segala yang
telah terjadi. Kita pasti pernah, dapatkan cobaan yang berat. Seakan
hidup ini, tak ada artinya lagi. Syukuri apa yang ada, hidup adalah
anugerah. Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik. Tak ada
manusia yang terlahir sempurna. Jangan kau sesali, segala yang telah
terjadi. Tuhan pasti kan menunjukkan, kebesaran dan kuasaNya. Bagi
hambaNya yang sabar, dan tak kenal putus asa…”
Proficiat untuk Dennis dan kedua orangtuanya, juga komunitas Yayasan Elsafan.
~yss~